Penebangan Mangrove dan Pengambilan Batu Karang Marak  di pulau Satangnga dan Bauluang

Mediahitamputih.com.—-Penebangan mangrove dan pengambilan batu karang yang marak akhir-akhir ini di pulau Satangnga dan Bauluang sangat merusak lingkungan di pulau tersebut dan dapat berakibat penggerusan pulau serta menurunkan pendapatan nelayan di pulau tersebut

Daeng Tika selaku ketua kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Jagad Samudra Pulau Satangnga mengungkapkan bahwa “penebangan mangrove dan pengambilan batu karang ini massif karena masyarakat berlomba-lomba ingin mendapat pendapatan yang cepat karena harga arang saat ini meningkat dari Rp 100 ribu menjadi Rp 120 hingga Rp 150ribu-an per Karung, sementara karang massif karena proyek pembangunan desa membutuhkan berpuluh-puluh kubik untuk keperluan pembangunan tersebut, sementara pendapatan ini hanya dirasakan oleh segelintir orang dari pada yang terlibat dalam penebangan maupun pengambilan pasir, namun akibatnya akan dirasakan oleh semua orang yang tinggal di Pulau.”

Oleh karenanya menurut dg Tika, ini perlu penanganan bersama ,kolaboratif antara Pemerintah yang terkait langsung bersama kami yang ada di pulau.

Seiring dengan itu, bapak Sayyid Zainal kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan menegaskan bahwa. “mereka akan segera menindak lanjuti laporan dari Pokmaswas Jagad Samudera dan berharap pemerintahan kabupaten dalam gal ini bapak PJ. Bupati bisa ikut serta mendorong kebijakan untuk pelarangan penebangan mangrove dan pengambilan karang yang merusak lingkungan.”

Penggerusan pulau sudah terlihat sejak 3 tahun terakhir ini, walau ada gerakan penanaman mangrove yang diinisiasi oleh CDK bersama Pokmaswas Jagad Samudra di Satangnga namun penebangan lebih cepat dari pertumbuhan mangrove yang ditanam.

“Pemerintah dan masyarakat di kepulauan Tanahkeke umumnya dan pulau Satangnga dan Bauluang khususnya, harus segera menghentikannya dan mencari solusi yang lebih baik untuk alternatif pencarian pendapatan selain menjual arang dan batu karang, demi keselamatan pulau dan warganya”, Tutup  Dg. Tika. (Laporan: Udhin)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*